Belajar
merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital. Dalam usahanya mempertahankan
hidup dan mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dirasakan
belajar sebagai sesuatu kebutuhan yang vital karena semakin pesatnya kemajuan
ilmu pengetahan dan teknologi yang menimbukan berbagai perubahan yang melanda
segenap aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan
mengalami kesulitan dalam menyesuaikam diri dengan lingkungannya dan tuntutan
hidup, kehidupan, dan penghidupan yang senantiasa berunah. Dengan demikian
belajar merupakn suatu kebutuhan yang dirasakan sebagai suatu keharusan untuk
dipenuhi sepanjang usia sejak lahir hingga akhir hayatnya. (syamsu Mappa, 1994:
1)
Andragogi
adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur
pengalam belajar. Istilah ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang
pendidik dari Jerman, pada tahun 1883, dan kemudian dikembangkan menjadi teori
pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles ( 24
April 1913- 27 November 1997). Knowles (
Sudjana, 2005: 62) mendefenisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam
membantu peserta didik ( orang dewasa) untuk belajar.
Teori Knowles tentang andragogi
dapat diungkapkan dalam 4 poin:
1. Orang dewasa
perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka
ikuti ( berkaitab degan konsep diri dan motivasi untuk belajar)
2. Pengalaman
(termasuk pengalama berbuat salah) menjadi dasr untuk aktivitas belajar (konsep
pengalaman)
3. Orang dewasa
paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung
dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (kesiapan untuk belajar)
4. Belajar bagi
orang dewasa lebih berpusat kepada permasalahan dibandingkan isisnya (orientasi
belajar)
Prosedur yang perlu ditempuh oleh
pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1986) adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan
Susana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program
pembelajaran
2. Menemukan kebutuhan
belajar
3. Merumuskan tujuan
dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4. Merencanakan
pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik
5. Melaksanakan
kegiatan belajar dengan menggunakan metode teknik da sarana belajar yang tepat
6. Menilai kegiatan
belajar secara mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan
pembelajaran selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar