Senin, 25 Juni 2012

ANDRAGOGI


        Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital. Dalam usahanya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dirasakan belajar sebagai sesuatu kebutuhan yang vital karena semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahan dan teknologi yang menimbukan berbagai perubahan yang melanda segenap aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikam diri dengan lingkungannya dan tuntutan hidup, kehidupan, dan penghidupan yang senantiasa berunah. Dengan demikian belajar merupakn suatu kebutuhan yang dirasakan sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang usia sejak lahir hingga akhir hayatnya. (syamsu Mappa, 1994: 1)
        
Andragogi adalah proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalam belajar. Istilah ini awalnya digunakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman, pada tahun 1883, dan kemudian dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh pendidik Amerika Serikat, Malcolm Knowles ( 24 April 1913- 27 November 1997).  Knowles ( Sudjana, 2005: 62) mendefenisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik ( orang dewasa) untuk belajar.

Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam 4 poin:
1.   Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti ( berkaitab degan konsep diri dan motivasi untuk belajar)
2.   Pengalaman (termasuk pengalama berbuat salah) menjadi dasr untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman)
3.   Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (kesiapan untuk belajar)
4.   Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat kepada permasalahan dibandingkan isisnya (orientasi belajar)

Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1986) adalah sebagai berikut:
1.   Menciptakan Susana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran
2.   Menemukan kebutuhan belajar
3.   Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4.   Merencanakan pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik
5.   Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode teknik da sarana belajar yang tepat
6.   Menilai kegiatan belajar secara mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar