anggota kelompok:
Pangeran John P (08-087)
Sakti Wibowo (10-013)
Fauzi Rozi Nasution (10-039)
M. Irfan (10-087)
Tema : Dinamika Kreativitas Dalam Ruang Lingkup
Pendidikan
Judul : Metode Dalam Meningkatkan Kreativitas
Anak Di TK Nur Aisyah
Pendahuluan
Alasan kami memilih topik ini adalah
karena kreativitas merupakn hal yang penting dan harus ada di dalam diri setiap
individu, baik itu yang berkaitan dengan seni/keindahan maupun tentang
kebervariasian cara seseorang dalam menyelesaikan masalah. Dalam penelitian ini
peneliti menfokuskan kepada anak-anaka TK. Dikarenkan kreativitas harus
dibentuk sejak dini atau prasekolah, pada masa ini lah anak lebih cenderung
aktif dan mereka memiliki rasa ingin tahuyang tinggi. Oleh sebab itu rasa
keaktifan mereka harus disalurkan dalam bentuk kreativitas.
Masa
anak merupakan masa keemasan (golden age) yang mempunyai arti penting
dan berharga karena pada masa ini merupakan dasar bagi masa depan anak. Anak
mempunyai kebebasan untuk berekspresi, dan sebagai calon generasi muda
diharapkan anak mempunyai semangat yang tinggi untuk mencapai tujuan tertentu,
yaitu menghasilkan suatu prestasi yang baik dan berguna bagi pembangunan
negara. Anak harus dapat mengembangkan bakat dan kreativitasnya untuk
menghasilkan prestasi (Ulfah, 2008).
Kreativitas
merupakan proses yang dilakukan oleh seorang individu ditengah-tengah
pengalamannya dan yang menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan
dirinya. Pada dasarnya kreativitas anak bersifat ekspresionis, hal ini
dikarenakan pengungkapan (ekspresi) yang merupakan sifat yang dilahirkan dan
dapat berkembang melalui latihan-latihan (Ulfah, 2008).
Mengingat pentingnya kreativitas siswa, di Indonesia maka
perlu disusun suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas
pada anak. Strategi tersebut diantaranya meliputi pemilihan pendekatan, metode
atau model pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang saat ini sedang
berkembang ialah pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut
aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi
dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran. Situasi masalah yang
disajikan dalam pembelajaran tersebut merupakan suatu stimulus yang dapat
mendorong potensi kreativitas dari siswa terutama dalam hal pemecahan masalah
yang dimunculkan. Kreativitas yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
berbasis masalah ini bukan hanya aspek kognitifnya saja (kemampuan berfikir
kreatif) tetapi aspek nonkognitif dari kreatifitas yakni kepribadian kreatif
dan sikap kreatif siswa (Trihadiyanti, 2010).
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas kami
ingin meneliti metode yang diberikan oleh guru dalam meningkatkan kreativitas
pada anka TK Nur Aisyah.
Tujuan
Penelitian
1.
untuk
mengetahui bagaimana metode yang
digunakan oleh para guru untuk meningkatkan kreativitas anak di TK Nur
Aisyah
2. untuk mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan peningkatan kreativitas pada peserta didik dengan
metode yang diberikan oleh guru TK Nur Aisyah
Landasan
Teori
Kreativitas
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan
diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia
(Maslow, dalam Munandar, 2009). Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia
dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi (ditemukenali)
dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 2009).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986)
mengemukakan kreativitas sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang
sifatnya :
a. Baru atau novel,
yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan
mengejutkan.
b. Berguna atau useful,
yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah, mendorong,
mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi
kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
c. Dapat dimengerti atau understandable,
yang diartikan hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu,
atau sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat
dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
Oleh karena beragamnya pendapat
para ahli akan pengertian kreativitas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun
kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat
dimengerti.
Pendekatan
yang digunakan:
1.
Kognitif
Menekankan pada kemampuan
berpikir/ fungsi intelektual.
2.
Kepribadian
Menekankan pada
karakteristik kepribadian tertentu sebagaimana dimiliki orang-orang kreatif.
3.
Integratif
atau komponential
Melibatkan
komponen-komponen:
+ kognitif dan
kepribadian;
+ individu dan lingkungan.
4.
Otak
manusia (human brain)
Menggunakan pendekatan
pada fungsi otak manusia dan aktivitas otak manusia.
Ciri-ciri kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 2009)
mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
a.
Kelancaran
berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide
yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir,
yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
b.
Keluwesan
berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide,
jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara
pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka
dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan
cara berpikir yang baru.
c.
Elaborasi
(elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau
memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga
menjadi lebih menarik.
d.
Originalitas
(originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan
untuk mencetuskan gagasan asli.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kreativitas
Menurut
Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat mendorong terwujudnya
kreativitas individu diantaranya:
A.
Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar,
2009) setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya
untuk berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua
kapasitas yang dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk
kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar,
2009). Hal ini juga didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang menyatakan
individu harus memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas
keinginan dari dirinya sendiri, selain didukung oleh perhatian, dorongan, dan
pelatihan dari lingkungan.
Menurut
Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang dapat
mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
1. Keterbukaan terhadap
pengalaman
Keterbukaan terhadap
pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman
hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap
konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan demikian
individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.
2.
Kemampuan
untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus
of evaluation)
Pada dasarnya penilaian
terhadap produk ciptaan seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan
karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak
tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
3. Kemampuan untuk
bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.
Merupakan kemampuan untuk
membentuk kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
B.
Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar
(2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas
individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan
keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama
dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di
setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat
berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada
lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat
juga turut mempengaruhi kreativitas individu.
Alat
– alat yang digunakan saat proses penelitian
·
Laptop
·
Kamera
Digital
·
Handphone
·
Alat
tulis ( kertas, pena)
·
Notes
( sebagai reward)
Subjek
yang diteliti
·
Nuryati
(Guru TK Nur Aisyah)
·
Haikal
( Siswa TK Nur Aisyah)
·
Antowi,
Simar ( Orang Tua siswa TK Nur Aisyah )
Metode
Yang Digunakan
Wawancara, ada pun pertanyaannya
sebagai berikut :
A.
Pertanyaan
Untuk Guru :
1.
Bagaimana
strategi pengajaran yang digunakan untuk meningkatkan siswa?
2.
Apa
yang dapat dilakukan guru jika siswa mengalami kejenuhan?
3.
Apakah
pada umumnya siswa di TK ini mudah mencerna metode yang diberikan?
4.
Apa
yang dapat dilakukan guru oleh jika ada siswa yang kurang mampu dalam mengikuti
metode yang diberikan?
5.
Apakah
prasarana di TK ini sudah mendukung untuk meningkatkan kreativitas siswa!
contohnya prasarananya?
6.
Jika
siswa bisa melakukan apa yang diajarkan oleh guru. Apakah ada reward yang
diberikan oleh siswa?
7.
Adakah
peningkatkan kreativitas setelah diberikan reward? Berikan contohnya?
8.
Adakah
tugas yang dibawa kerumah oleh siswa? Berikan contohnya?
9.
Apakah
siswa mampu mengembangkan kreativitas setelah diberikan metode yang di ajarkan
tanpa harus di pandu oleh guru?
10. Adakah hasil dari
kreativitas siswa setelah diberikan metode yang diajarkan! Misalnya hasil
karya, mengikuti perlombaan?
B.
Pertanyaan untuk Orang Tua/ Wali murid :
1.
Menurut ibu/bapak bagaimana kualitas pendidikan di tk xxx?
2.
Apakah ada peningkatan kreativitas?
3.
Apakah sesuai yang ibu/bapak harapkan dari proses pembelajaran
yang diberikan oleh TK Nur Aisyah?
Proses
Analisis Data :
Setelah data hasil wawancara
diperoleh , maka kelompok mencari kesimpulan dari jawaban-jawaban yang
diberikan oleh masing-masing subjek. Hasil kesimpulan tiap subjek akan digabung
dan ditarik kesimpulan besarnya dan dijadikan kesimpulan akhir.
Tabel Perencanaan Kegiatan
No.
|
Kegiatan
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Pemilihan tema
|
V
|
|||||||||||||||
2
|
Penentuan judul
|
V
|
|||||||||||||||
3
|
Diskusi metode pelaksanaan
penelitian
|
V
|
|||||||||||||||
4
|
Penyusunan pendahuluan dan
landasan teori
|
V
|
|||||||||||||||
5
|
Peninjauan lokasi
|
V
|
|||||||||||||||
6
|
Pelaksanaan observasi
|
V
|
|||||||||||||||
7
|
Penganalisaan data dan penarikan
kesimpulan
|
V
|
|||||||||||||||
8
|
Penyusunan laporan
|
V
|
|||||||||||||||
9
|
Pembuatan Poster
|
V
|
|||||||||||||||
10
|
Evaluasi
|
V
|
|||||||||||||||
11
|
Posting
|
V
|
Kalkulasi
Biaya yang telah Dikeluarkan :
Reward untuk subjek
berupa notes ( 5 buah ) : Rp 15.000
Total :
Rp 35.000
Pelaksanaan
Kegiatan
6 Maret
Diskusi untuk menentuksn tema dan
judul kemudian disepakati oleh anggota kelompok.
28 Maret
Diskusi
metode pelaksanaan penelitian. Dari diskusi dihasilkan 10 pertanyaan untuk guru
dan tiga pertanyaa untuk orang tua atau wali murid.
5 April
Diskusi metode penelitian dan
landasan teori, kami diskusikan setelah keluar kuliah pada pukul 11.30 sampai
13.30 wib di kantin.
30 April
Peninjauan lokasi, kami
laksanaakan pada hari sabtu, kebetulan pada hari sabtu kami tidak ada jadwal
kuliah.
7 Mei
Pelaksanaan observasi, kami
kumpul tepat pukul 08.00 wib lalu kami berangkat sama-sama dengan mengendarai
sepedamotor.
18 Mei
Penganalisaan data dan penarikan
kesimpulan
28 Mei
Penyusunan laporan
2 Juni
pembuatan poster dan evaluasi,
ketika dalam pembuatan poster kami sedikit bingun dalam menentukan background
poster, setelah didiskusikan kami menemukan background yang cocok untuk poster.
6 Juni
Posting ke blog
Analisa
Hasil Wawabcara
1.
Subjek
I menyatakan bahwa metode yang deberikan oleh guru kepada murid-murid sudah
cukup memadai, seperti diadakannya menggambar, menyusun puzzle, melipat orgami,
menulis arab, outbond, dan menari. Hal ini untuk meningkatkan kreativitas pada
anak. Dalam pemberian metode ini rata-rata anak dengan mudah menerima atau
menyerap apa yang disampaikan oleh guru, namun ada sebagian anak yang kurang
mampu menyerap metode yang diberikan hal ini disebabkan karena faktor usia.
Dalam mengatasi hal ini guru memberikan
perhatiaan yang lebik kepada anak, agar anak dapat mengembangkan kreativitasnya.
Subjek juga menyatakan sering memberikan reward kepada anak ketika anak
berhasil mengerjakan suatu tugas dengan baik. Reward yang diberikan kepada anak
adalah dengan memberikan tepuk tangan, atau memberikannya sebuah bintang
kemudian bintang tersebut di tempelkan ke dinding kelas yang telah ditentukan
tempatnya. Subjek jug menyatakan pernah mengikuti perlobaan seperti menari, dan
juga pernah menjadi juara dalam perlombaan tersebut. Dan juga guru sering
memberikan PR seperti, menulis arab, berhitung, dan bahasa indonesia, namun PR
ini dalam bentuk yang umum saja, dan tidak sulit.
2.
Subjek
II menyatakan kualitas di TK Nur Aisyah ini cukup bagus. Dikarenakan ada
peningkatan pada si anak dalam mengembangkan kreativitasnya. Subjek juga
menyatakan memberikan les tambahan di rumah kepada anak agar anak lebih kreatif
dan siap menghadapi bangku Sekolah Dasar. Dan juga menyatakan anak-anak mereka
ada peningkatan dalam mengembangkan kreativitas dari sebelum masuk di TK Nur
Aisyah.
Kesimpulan
Kreativitas
harus dikembangkan sejak anak usia dini, karena dengan kreasi seseorang dapat
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliinya. Dengan kreativitas pula seseorang
dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapainya dalam kehidupan sehari-hari,
dan juga kreativitas salah satu kemampuan yang turut dalam menentukan kesuksesan
hidupnya seseorang.
Evaluasi
Kegiatan
|
Jadwa Pada Perencanaan
|
Jadwal Pelaksanaan
|
|
1
|
Pemilihan tema
|
Maret,
Minggu ketiga
|
Maret,
minggu keempat
|
2
|
Penentuan judul
|
Maret,
Minggu ketiga
|
Maret
Minggu keempat
|
3
|
Diskusi metode pelaksanaan
penelitian
|
Maret,
Minggu kempat
|
April,
Minggu pertama
|
4
|
Penyusunan pendahuluan dan
landasan teori
|
April,
minggu pertama
|
April,
minggu pertama
|
5
|
Peninjauan lokasi
|
Aprli,
mimggu keempat
|
Mei,
Minggu Kedua
|
6
|
Pelaksanaan observasi
|
Mei,
Minggu Kedua
|
Mei,
Minggu ketiga
|
7
|
Penganalisaan data dan penarikan
kesimpulan
|
Mei,
minggi ketiga
|
Juni,
Minggu Pertama
|
8
|
Penyusunan laporan
|
Mei,
minggu keempat
|
Jini,
minggu pertama
|
9
|
Pembuatan Poster
|
Juni,
minggu pertama
|
Juni,
minggu pertama
|
10
|
Evaluasi
|
Juni,
Minggu kedua
|
Juni,
minggu kedua
|
11
|
Posting
|
Juni,
Minggu kedua
|
Juni,
minggu kedua
|
Keterangan :
Keseluruhan jadwal pelaksanaan tidak sesuai dengan
jadwal yang telah dirancang dan direncanakan sebelumnya. Rata-rata jadwal
pelaksanaan dari awal hingga akhir dilaksanan dalam bulan Mei akhir. Juga
terdapat banyak perubahan dan penambahan pada konsep landasan teori yang
dipakai. Serta terdapat perubahan rencana dalam pelaksanaan (misal, melompati
step yang belum terselesaikan dan kembali ke menyelesaikan step itu setelah
situasinya memungkinkan).
Poster Hasil Penelitian :
Poster Hasil Penelitian :
Testimoni :
Sakti Wibowo (10-013)
Tugas mini proyek ini sangat
banyak memberikan manfaat dan pengalaman bagi saya, sehingg saya dapat
berkreasi dalam mengerjakannya.
M. Irfan Nst. ( 10-068 )
Dalam proses penelitian kami
cukup terbantu atas partisipasi dari subjek dan juga pihak sekolah yang
menerima kami dengan terbuka. Namun karena setiap anggota kelompok mengambil
mata kuliah yang berbeda-beda kami cukup kesulitan untuk menyusaun jadwal.
Fauzi Rozi Nasution ( 10-039 )
Meskipun tugas penelitian ke sekolah-sekolah sudah beberapa kali saya lakukan, tugas penelitian seperti ini tetap menarik bagi saya. Menurut saya letak menariknya itu terletak ketika kita langsung berbicara dengan orang-orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar